
Hai Sobat Info Beasiswa! Mendekati akhir masa perkuliahan, mahasiswa seringkali diwajibkan untuk mempublikasikan hasil risetnya di jurnal ilmiah, baik itu skala nasional maupun internasional. Namun, menerbitkan tulisan di jurnal ilmiah jelas bukanlah hal yang mudah, lho. Banyak karya tulis yang ditolak karena kurang memenuhi standar jurnal yang dituju.
Agar tulisanmu tembus di jurnal ilmiah sesuai keinginan, 7 tips berikut ini perlu kamu ikuti.
1. Asli hasil tulisanmu sendiri
Jika kamu ingin hasil tulisanmu lolos dan diterbitkan, satu hal yang paling penting adalah tulisanmu harus asli alias orisinil. Jangan melakukan praktik plagiarisme. Kamu wajib banget untuk memahami betul cara mengutip yang benar supaya tulisanmu lolos cek plagiasi.
2. Mencantumkan referensi yang tergolong baru
Kamu harus sering membaca agar mendapatkan referensi yang tergolong baru. Biasanya, jurnal-jurnal ilmiah mewajibkan penulis untuk mencantumkan referensi yang terbit minimal 10 tahun terakhir. Agar tulisanmu dilirik editor, pastikan referensi kamu up to date.
Baca Juga : Agar Lolos Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri, Buang Jauh 5 Sifat Ini!
3. Mengikuti template jurnal yang kamu tuju
Banyak penulis yang seenaknya sendiri dalam menulis di suatu jurnal. Padahal, setiap jurnal pasti memiliki template masing-masing. Jangan salah, tulisan sebagus apa pun, hasil riset sehebat apa pun, namun jika gak mengikuti template jurnal yang dituju pasti gak akan dilirik editor.
4. Mengandung unsur kebaruan
Mungkin istilah kebaruan atau novelty ini masih awam bagi sebagian mahasiswa. Banyak karya yang dibuat tidak memenuhi unsur satu ini. Sebenarnya gak susah-susah amat untuk menanyakan kebaruan penelitian kamu. Kamu hanya perlu membandingkan hasil penelitian kamu dengan penelitian terdahulu.
Kamu perlu menuliskan apa yang belum ditemukan oleh peneliti terdahulu, atau hanya dengan menuliskan perbedaan penelitianmu dengan penelitian sebelumnya. Mudah, kan?
5. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
Kamu gak perlu menulis panjang lebar dalam jurnal. Jangan beranggapan bahwa semakin panjang, semakin baik tulisan kamu. Kamu hanya perlu menyampaikan ide dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Minta bantuan teman untuk membaca tulisanmu sebelum submit. Jika dia agak kebingungan memahami maksud tulisanmu, segera perbaiki.
Baca Juga : 5 Cara Sepele Ini Ternyata Bisa Bikin Pola Pikirmu Jadi Lebih Kreatif
6. Gak perlu memilih jurnal yang terlalu berkelas sebagai awalan
Ada ratusan bahkan ribuan jurnal ilmiah yang bisa kamu pilih, baik yang berskala nasional maupun internasional. Jika kamu adalah pemula, kamu gak perlu langsung menuju ke jurnal yang tergolong bereputasi internasional.
Selain persyaratannya sulit, biaya publikasinya biasanya agak mahal. Gak usah muluk-muluk, pilih saja jurnal yang bukan high class sebagai awalan, asalkan bukan jurnal predatory. Pembaca akan lebih fokus pada substansi tulisanmu, bukan jurnal penerbit tulisanmu.
7. Jika ada revisi, ikuti instruksi dari reviewer
Kalau kamu sudah berhasil submit, masih ada serangkaian tahap yang harus kamu ikuti, salah satunya adalah revisi. Ingat, agar karyamu diterbitkan, kamu harus memahami dan mengikuti instruksi dari reviewer. Kalaupun kamu kurang sependapat dengan komentar mereka, berikan penjelasan dengan bahasa yang sopan dan jelas.
Menulis karya ilmiah yang bisa diterbitkan di jurnal memang susah-susah gampang. Gak sedikit, lho mereka yang justru menyerah dan mengambil jalan pintas untuk hal yang satu ini. Tapi, jika kamu mengikuti 7 tips yang sudah diberikan di atas, maka tulisanmu akan bisa lolos dengan mudah. Gak percaya? Coba aja.\
Sumber : Idntimes.com